DONAT
Pagi
yang cerah itu Sofi berangkat sekolah dengan wajah ceria, tidak lupa dia selalu
membawa kotak besar berisikan berbagai rasa donat kesekolahnya untuk di
titipkan ke Kantin.
“Ibu Sofi berangkat sekolah dulu
ya.”kata Sofi, “Assalamualaikum.”(sambil mencium tangan ibunya).
“Waalaikumsalam.” “Hati-hati dijalan
ya nak.” jawab ibunya.
“Oh ya Sofi ini donat semuanya ada
20 buah ya, jangan lupa ambil uang dan sisa donat hari kemarin dan jangan lupa
bilang terima kasih sama ibu kantinnya.” kata ibu sofi lagi.
“Oke siap ibu.”
Dan Sofi pun berangkat sekolah
dengan berjalan kaki kesekolahnya, dia berangkat dengan temannya yaitu si Neni.
“Sofi
kamu sudah ngerjain tugas matematika?” tanya Neni kawan Sofi.
“Sudah
Nen, kamu sendiri bagaimana?” tanya sofi.
“Sudah donk, lumayan menguras
otak juga hahahaha.” canda Neni.
“Ahh kamu Nen, kan kemarin
sudah diajarin sama Pak Deny semua.” jawab Sofi.
“Yah emang dasarnya kamu
pintar semua mudah bagimu heheh.” kata Neni.
“Oh ya Sofi bawa kue donat
berapa hari ini?” tanya Neni.
“Bawa duapuluh buah Nen,
kenapa kamu mau nyobain?”
“Iya
Sofi, aku ambil 2 buah ya soalnya enak sie donat bikinan ibu kamu, is the best
pokoknya.” jawabnya.
“Ahhh kamu bias saja, iya ini
aku ambilin 2 buat kamu.” jawab Sofi
Merekapun
bercanda dan bercengkrama sepanjang jalan menuju sekolah. Selang beberapa saat
akhirnya Sofi dan Neni pun sampai ke sekolahannya. Sebelum masuk kekelas Sofi
menuju kantin sekolah untuk menitipkan donat yang dibawanya tadi.
“Pagi ibu Nur, ini aku bawa donat
bikinan ibu sofi jumlahnya duapuluh buah nitip lagi dikantin ya.” sapa Sofi
kepada ibu kantin.
“Oh
ya Sofi taruh disitu biar ibu nannti yang menatanya di meja.” Timpal ibu
kantin.
“Oh
ya Sofi ini uang donat yang kemarin ya, habis terjual semua.”
“Wah
terjual semua ya ibu, terima kasih ya.”
“Iya
soalnya donat bikinan ibu Sofi enak sie.”
“Kalau
begitu Sofi ke kelas dulu ya ibu takut telat masuk .”
“Iya
Sofi, belajar yang rajin ya biar bias membanggakan kedua orang tua mu.”
“Siappppppp…”
Setelah
menitipkan donatnya dikantin sekolah Sofi pun menuju kelasnya untuk mengikuti
pelajaran. Sofi gadis manis dan cantik ini duduk dikelas empat sekolah dasar,
dia dikenal sebagai anak yang pintar dan supel. Selain itu dia juga disenangi
para temannya dikelas Karen kerendahan hati dan sifat suka menolongnya. Disisi
lain para guru disekolahannya pun bangga dengan dirinya, selama ini Sofi selalu
mengukir prestasi-prestasi yang membanggakan bagi sekolahnya.
Hari itu pelajaran berjalan
seperti biasanya, dan Sofi pun selalu memperhatikan setiap pelajaran yang
diberikan oleh guru-gurunya dan dia pun tidak pernah ragu serta takut untuk
bertanya jika ada kesulitan. Bel pulangpun berbunyi semua murid disekolahan
bersiap-siap untuk pulang kerumah masing-masing. Sofi pun tidak lupa untuk
mengambil hasil penjualan donatnya dikantin sekolah.
“Ibu
bagaimana donat Sofi banyak yang beli hari ini?” tanya Sofi.
“Iya
Alhamdulillah masih sisa satu buah saja.”
“Ini
uang untuk hari ini ya Sof, hati-hati
pulangnya langsung kerumah jangan main dulu.” perintah ibu kantin.
“Oke
siap ibu.”
“Sofi
pulang dulu ya ibu, assalamualaikum.” jawab
Sofi.
“wassalamualaikum.”
Sofi
pun pulang dengan membawa kotak donatnya tadi. Akan tetapi dijalan Sofi bertemu
dengan nenek tua yang sedang mengais-ais sisa makan ditumpukkan tong sampah.
Karena merasa iba sofi pun langsung menemui nenek tersebut.
“Nenek
sedang cari apa ditumpukan sampah ini?” tanya Sofi.
“Nenenk
lapar cuu.. 2 hari belum makan.” Jawab si nenek iba
“Sudah-sudah
nek jangan nyari ditong sampah lagi, ini Sofi ada sisa donat jualan tadi masih
bagus kok nek.”(menyodorkan donat dan minum).
“Tapi
kan ini jualan mu cuu, nanti dimarahi ibu kamu kalau dikasih ke nenek.”
“Tidak
apa-apa kok nek, ibu selalu bilang sesama manusia harus saling tolong menolong.”
“Kamu
baik sekali cuu, siapa namamu?” tanya nenek
“Sofi
nek.”
Dengan
lahapnya nenek tua tersebut memakan kue donat pemberian Sofi tadi dan tak ragu
dan Sofi duduk didekatnya memperhatikan lahapnya nenek tersebut makan donat
pemberiannya tadi. Didalam hati Sofi berpikir untuk memeberikan sebagian hasil
penjualan kue donatnya kepada nenek itu, tapi dia ragu dan takut dimarahi
ibunya kalau-kalau uangnya berkurang tanpa memeberi tahu sebelumnya. Dengan
berpikir panjang Sofi pun tetap memberikan sebagian hasil penjualan donatnya
kepada nenek tersebut. Setelah itu dia pulang dengan langkah yang ragu menuju
rumahnya.
“Assalamualaikum,
Sofi pulang ibu.”
“waalaikumsalam.”
“Bagaimana
sekolahmu hari ini lancar?” tanya ibunya
“Lancar
ibu, ini hasil jualan donat dikantin ibu.”(dengan perasaan ragu dan takut SOfi
memberikan uang tersebut).
“Tapia
nu ibu, anuu?”
“Anu
kenapa Sof?”
“Ibu
jangan marah ya!”
“Uangnya
tadi Sofi kasih ke nenek tua yang kelaparan ibu, Sofi kasihan melihatnya.”
(Terharu)”Apa?
Kamu memang anak yang baik hati Sofi, ibu bangga mendengarnya.”
“Jadi
ibu tidak marah ke Sofi?”
“Ibu
tidak marah malah bahagia punya anak sebaik dan sejujur kamu .”
Ibu
Sofi pun memuluk dan menciuminya, ibunya bangga atas apa yang telah diperbuat
anaknya hari ini. Dan apa yang dipikirkan Sofi tadi pun tidak terjadi malah dia
mendapatkan pelukan yang hangat dari ibunya. Akhirnya pun mereka menuju meja
makan untuk makan siang karena hari itu ibu Sofi sudah memasak makanan kesukaan
Sofi. Sofi pun menceritakan semua kejadian yang terjadi pada hari ini kepada
ibunda tercintanya.
By: Mochamad Sapuan